Seninnya memulai lagi perjalanan berjam-jam, kali ini menuju kota Surabaya bersama Mas Agus, dan tetap menggunakan Katana. Awalnya semua berjalan dengan lancar. Hingga sampai di Pasuruan tiba-tiba terdengar suara klek klek klek dari arah mesin. Akhirnya kami menepi untuk mengecek mesin. Setelah dicek ternyata tali kipas mulai ada patahan, sepertinya memang karena rusak karena waktu. Setelah berusaha dikencangkan, akhirnya berjalan lagi. Hanya saja setiap kali kecepatan melebihi 60 km/jam, suara itu kembali dengan memberikan gejala-gejala aneh. Speedometer menunjukkan 120 km/jam, secara implisit itu benar-benar cepat, padahal kenyataannya kami hanya memacu 60 km/jam. Apabila sudah begini, akhirnya harus menepi lagi, mengecek mesin setelah itu berjalan dengan pelan hanya dengan kecepatan 40 km/jam menuju Surabaya.
Setelah lama mencari bengkel yang buka akhirnya ada bengkel yang buka. Disini mobil diperiksa lagi, kali ini oli perseneling. Lagi-lagi hal yang mengejutkan. Oli perseneling sampai encer berwarna hitam. Dugaan kami, di bengkel yang sebelumnya aku sebutkan, sepertinya oli mesin lah yang dimasukkan ke oli perseneling. Lagi-lagi kami kesal dibuatnya. Bisa-bisa seluruh mesin rusak hanya gara-gara itu. Setelah oli perseneling diganti akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Melewati pasar Porong, kemacetan dari arah Surabaya-Malang sudah terlihat dan ini berlanjut hingga beberapa kilometer. Melihatnya saja sudah gerah, capek, sebal, apalagi kalau sampai mengalaminya, bayangkan saja dengan Katana tanpa AC pastinya sampai di Malang jadi barbeque saus keringat hehehe.
Sehabis acara pertunangan selesai, aku, kakak, dan Mas Rendra pergi mencari toko yang menjual spare part untuk tali kipas mobil. Akhirnya, setelah lumayan lama mencari, kita menemukannya di daerah Rungkut. Satu yang belum ketemu adalah bengkel, siapa yang akan mengganti kipasnya? Tapi untung saja Mas Rendra punya teman yang bisa membantu saat itu dan bisa mengganti tali kipas. Alhamdulillah…Terima kasih Allah…Sorenya, sekitar pukul setengah tiga, kami pamitan dan mulai berangkat untuk menuju kembali ke Malang. Di tengah-tengah perjalanan akhirnya akupun terlelap dan ketika bangun, kami sudah di Singosari. I’m back… Malang… Sweet home sweet…