Archive for the ‘Budaya Jepang & Indo’ Category


Kampanye UNICEF, Hentikan Sakiti (Lagu, Tontonan) Anak-Anak

Posted in: Budaya Jepang & Indo,Tren Hidup |

Change your Facebook profile picture to a favorite cartoon/anime from your childhood and invite your friends to do the same. Until Monday (Dec. 6) there should be no human faces on Facebook, but an invasion of memories. This is in support for stopping violence against children – UNICEF

Digimon

Digimon

Digimon

Yah, mungkin terdengar konyol kampanye UNICEF untuk merubah profile picture FB dengan tokoh kartun/anime ketika kecil dulu, tapi sesungguhnya hal konyol atau sederhana sangat berarti. Mengingatkan kita betapa pentingnya kebahagiaan masa kecil, melihat anime, berimajinasi, relaksasi dari semua kegiatan seharian penuh yang cukup melelahkan. Setiap anak berhak mendapatkan imajinasi dan inspirasi kreatifitas. Hilangkan semua persepsi menakutkan atas hidup yang menakutkan, buruk, kejahatan, perang, dan lain sebagainya. Tampilkan warna-warna cerah beragam untuk anak-anak kita. Sudahkan kita?

Sayangnya kalau melihat di sekitar kita, banyak sekali kekerasan di sekitar kita. Kekerasan baik itu secara fisik, psikologis, dan lain sebagainya. Saya melihat rasanya anak-anak tidak lagi mendapat ruang gerak yang tepat untuk mereka. Mereka tidak dapat lagi berimajinasi tentang hidup yang menyenangkan.

(more…)

 


Islam, Yahudi, Haram, dan Toleransi

Posted in: Budaya Jepang & Indo,Tren Hidup |


Banyak orang menyatakan Obama haram datang ke I donesia. Masih adakah yang ingat tentang Piagam Madinah? Silakan dibaca tentang sejarah Piagam Madinah, hukum beserta pasal-pasal yang terkandung di dalamnya.

Dulu waktu ada Piagam Madinah dari Rasulullah, Islam bersama Yahudi kerjasama utk menghadapi serangan dari luar, dan tidak ada diskriminasi di antara mereka bersama Bani-Bani yang lain. Sekarang setelah ditinggalkan Rasulullah, segitu mudahnya kah mengharamkan sesuatu dan tidak bertoleransi, menghujat sesama muslim (dan non muslim), dan perlakuan, tindakan, ucapan kurang baik lainnya??? Bukankah Islam itu agama yang damai, bertoleransi, yang mengajarkan manusia saling menghargai dan menghormati, demi hidup dunia dan akhirat yang baik dibanding jaman Jahiliyah yang diskiminatif, kurang menghargai dan menghormati.

Berikut ini singkatnya tentang isi dari Piagam Madinah yang dikutip (dan diedit sedikit untuk disesuaikan dengan Bahasa) dari situs di atas:

(more…)

 


Struktur dan Pemberian Nama Jepang (Bagian 2)

Posted in: Budaya Jepang & Indo,Seni & Budaya |
kanji-name

Nama pemberian lebih banyak perbedaan dalam penulisan dan penggunaan karakternya. Nama untuk laki-laki biasanya diakhiri dengan –ro (郎 “son”, but also 朗 “clear, bright”) atau –ta (太 “great, thick”) atau mengandung ichi (一 anak pertama), kazu (ditulis juga dengan一 untuk anak pertama, atau beberapa kemungkinan lain), ji (二anak kedua atau次 “next”) atau dai (大 “great, large”). Sedangkan untuk perempuan menggunakan nama yang diakhiri dengan –ko (子 “child”) atau -mi (美 “beauty”) (Sejak akhir 1980 popularitas dari nama perempuan berakhiran –ko menurun drastis untuk nama bayi dan beberapa perempuan menghilangkan –ko ketika dewasa). Akhiran nama yang populer lainnya untuk perempuan adalah –ka (香 “scent, perfume” or 花 / 華 “flower”) dan – na (奈, or 菜, berarti greens).

Nama Jepang biasanya ditulis dalam kanji, yang merupakan karakter dalam bahasa China tetapi dalam pengucapan dalam bahasa Jepang. Kanji untuk sebuah nama dapat memiliki banyak kemungkinan pengucapan. Nama Jepang adapula yang ditulis menggunakan hiragana atau bahkan katakana atau campuran dari kanji dan kana. Nama tradisional menggunakan pembacaan kun’yomi (berdasarkan bahasa Jepang asli) sedangkan ada pula yang menggunakan on’yomi (berdasakan bahasa China) untuk membaca nama pemberian dan nama keluarga.

(more…)

 


Struktur dan Pemberian Nama Jepang (Bagian 1)

Posted in: Budaya Jepang & Indo,Seni & Budaya |
kanji-name

Struktur nama sekarang (nama keluarga + nama pemberian) belum terwujud sebelum 1870an ketika pemerintah membuat sistem registrasi keluarga baru. Di masa feudal Jepang, nama merefleksikan status sosial seseorang. Nama juga merefleksikan keanggotaan seseorang misalnya terhadap kepercayaan seperti Buddhist dan Shintō, militer-feudal, perdagangan, pelayan, atau budak, dan sebagainya.

Sebelum masa feudal, nama klan di Jepang ditonjolkan, yaitu nama dengan menggunakan no (no berarti dari, walaupun asosiasinya dalam urutan terbalik dalam bahasa Jepang, dan umumnya tidak secara eksplisit dituliskan dalam penamaan seperti ini). Sehingga, nama Minamoto no Yoritomo (源 頼朝) adalah Yoritomo (頼朝) dari klan Minamoto (源), contoh lain adalah Fujiwara no Kamatari (藤原 鎌足), Ki no Tsurayuki (紀 貫之), dan Taira no Kiyomori (平 清盛).

(more…)

 


Hasil PilPres TPSLN Meguro-Tokyo 8 Juli 2009

Posted in: Budaya Jepang & Indo |

Berhub sekarang ada teman saya dari Jepang, Hayashi Eiichi san, yang sedang homestay di rumah saya, naluri ke-Jepang-Jepangan saya pun mulai keluar lagi hahahaha. Akhirnya saya pun kontak dan chatting dengan dosen saya, Abazh sensei yang sedang menempuh S3 di Keio University. Ngobrol-ngobrol kesana kemari, tentang akademisi, dan sekitarnya, dan pada akhirnya membicarakan tentang politik, karena hari ini topik yang lagi hot-hotnya adalah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2009 yang memang jatuh tepat pada hari ini, 8 Juli 2009.

Setelah agak beberapa lama mengobrol masalah Pilpres dan menanyakan bagaimana hasilnya di tempat Abazh sensei, saya pun diberi linknya dan hasilnya adalah SBY-Boediono yang unggul telak dengan 74,53%, disusul pasangan JK-Wiranto sebesar 17,69%, dan Mega-Prabowo sebesar 5,36%. Berikut ini adalah hasil screenshot yang saya ambil tanggal 8 Juli 2009 pukul 20:55 WIB dengan total surat suara 100% (373 surat suara) dan 2,41% surat tidak sah (9 surat suara).

Penghitungan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 TPSLN Meguro-Tokyo, 8 Juli 2009

Penghitungan Suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 TPSLN Meguro-Tokyo, 8 Juli 2009

Bagaimana dengan tempat lain? Kita lihat saya dalam waktu dekat ini…

 


Boneka-Boneka Jepang (Bagian 2)

Posted in: Budaya Jepang & Indo |

Musha

musha

Musha

Merupakan boneka prajurit yang biasanya terbuat dari bahan yang mirip dengan boneka Hina, tetapi dengan konstruksi yang lebih kompleks, karena mewakili laki-laki (atau perempuan) yang duduk di kursi, berdiri, atau menunggangi kuda. Baju baja, helm, dan senjatanya terbuat dari kertas yang dipernis, biasanya dengan aksen logam. Tidak ada set yang spesifik untuk boneka ini, bisa terdiri dari Kaisar Jimmu, Permaisuri Jingu dengan perdana menteri Takenouchi yang membawa putra kaisar yang baru lahir, Shoki si Penumpas Setan, Toyotomi Hideyoshi dan jenderalnya serta tea-master, dan juga figur dari cerita dongeng, seperti Momotaro, Anak Buah Persik atau Kintaro, Anak Emas.

Berikutnya tentang Daruma, Ichimatsu, Hakata Ningyo, Gosho Ningyo

 


Boneka-Boneka Jepang (Bagian 1)

Posted in: Budaya Jepang & Indo |

Kokeshi

Kokeshi

Kokeshi

Kokeshi merupakan boneka Jepang yang terbuat dari kayu, dengan badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar dari badannya, rambut yang sedikit, dan garis-garis yang digambar membentuk wajah. Biasanya di badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam, kuning dan dilapisi dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka Kokeshi adalah tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini ditandai dengan cap/stempel pemiliknya.

Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun, dan berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka ini dibuat sebagai mainan dari anak-anak petani. Dari mainan yang sederhana ini, sekarang menjadi kerajinan Jepang yang terkenal, dan dijadikan souvenir bagi turis.

Berikutnya tentang Ningyo, Karakuri, Hina Ningyo

 


 

 

Share

Subscribe Feed

Facebook

Delicious

StumbleUpon

Google Buzz

Deviantart